Senin, 30 September 2013

Berkata Baik atau Diam

Rasulullah pernah menasehati umatnya untuk berkata baik atau diam.
Nasehat tersebut bukanlah nasehat sembarangan, karena mengandung pesan yang luar biasa dalam menjada stabilitas kehidupan manusia.

Kenapa kita tidak dianjurkan untuk berkata buruk? Bahkan Rasul sampai menyuruh umatnya untuk diam daripada berkata buruk.
ternyata semua itu ada hubungannya dengan pola pikir atau mindset manusia.

Sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang dikaruniai akal pikiran, manusia mempunyai kewenangan untuk memprogram akal pikirannya yang nantinya digunakan sebagai dasar dalam melakukan tindakan. Orang yang tenang pikirannya akan mampu bertindak dengan cermat dan tepat dalam melangkah. Ketangan pikiran tersebut didapatkan dari input atau masukan pemikiran positif yang didapat dari sekitar. Artinya, semakin banyak input positif dari sekitar akan membuat pemikiran orang tersebut bermuatan positif pula.

Bagaimana bila input dari lingkungan sekitar bermuatan negatif ? Hal itu juga akan membentuk pikiran negatif dalam diri seseorang. Itulah kenapa kita tidak boleh berkata buruk, sekalipun itu dilakukan dalam rangka memberi motivasi kepada orang lain. Contohnya, orang tua atau guru yang mengatakan anaknya bodoh dengan harapan anak akan termotivasi menjadi pintar. Bukankah Rasulullah sendiri telah memerintahkan kita untuk berkata baik atau diam ? Sudah saatnya motivasi bernada negatif itu kita ganti dengan motivasi penyemangat yang bermuatan positif sehingga mencetak pemikiran - pemikiran yang positif juga.

Rabu, 25 September 2013

The Real Best Seller Book

di solo ada lagi ada bukfer (orang bule bilangnya book fair).
biasanya kalo lagi bukfer gini, saatnya hunting buku. apalagi kalo bukunya berkualitas namun muuuurah. pasti udah jadi tambahan koleksi tuh hehehe...
sayangnya tahun ini talk show bedah bukunya ga sebanyak tahun lalu, apa karena susah ngundang penulisnya yah? i dono.tapi tetep menarik kok. hehee
nah...sembari jalan2 cuci mata (lihat buku lho, bukan liat yg lainnya hehehe) ada satu persamaan jika diamati dari stand ke stand lainnya. yaitu, pasti mereka jual buku "best seller"
hmmm... tiba2 kepikiran juga, kok bisa best seller ya? kan artinya jadi penjual terbaik hehee.
nah habis itu iseng2 tanya sama salah satu penjaganya, "mas, udah jadi best seller emang udah laku berapa?"
walau berharap jawaban memuaskan, tapi ternyata cuma dapet yawaban, "wah maaf mas, kurang tau, soalnya kan ini nasional tingkatnya, saya mah cuma jualan disini doank"
"oh gitu, lalu yg dibawa kesini berapa?"
"wah banyak mas, ratusan untuk masing2 judul"
hmmm.... jika dilihat seumur hidup belum pernah deh lihat pameran ada stand yg tutup duluan n pasang tanda SOLD OUT gara2 bukunya habis. selalu aja dari hari pertama sampe penutupan bukunya hanya berubah2 posisi dikit. alias, pastinya ada yg ga laku. dan lagi... sering dilihat juga buku best sellernya masih ada... yah husnudzon aja. jatah diambil orang dari laen kota kali ya hehehe
 
buku best seller... tidak pernah ada kriteria pasti. yg penting ada tulisan best seller, bisa jadi jaminan bukunya bagus...
hmmm... begitu kah? kalo gitu novel yg hanya cetak 10.000 eks dan ditulis best seller apakah sama derajatnya dengan harry potter yg laku 40 juta kopi di seluruh dunia. ga sama kan?
nah, jadi pengen tau neh apa sih kriteria best seller...
ato...itu hanya akal2an penulis n penerbitnya buat memperlihatkan bukunya benar2 "bagus" n "layak dibeli" ? wallahu a'lam. yang jelas itu strategi bisnis (ngomong bisnis ga bakal habis)
 
tapi disini, ada 1 fakta , bahwa di dunia ini ada buku best seller yg benar2 best seller !!!
ciri2nya... itu buku berkualitas tiada duanya. otentik n tanpa perlu revisi
dicetak lebih dari 1 milenium
diproduksi sebanyak ratusan juta ekslemplar
dan dibaca milyaran orang sampai saat ini
 
buku apakah itu ???
cling cling cling ... silahkan komen untuk menjawab hahaha
 
(^_^)

Nikmatnya Shalat itu ...

nikmatnya shalat itu...
jika lagi longgar
jika lagi banyak temen
jika lagi susah (berharap doanya terkabul hehehe)
 
tapi ternyata nikmat yg sebenarnya itu ...
jika qta bisa sholat dalam kondisi yg susah
 
di indonesia inim ga perlu diragukan
masjid banyak,
lagi pergi kemanapun pasti ketemu masjid
tiba2 kebelet di jalan, mampirnya pasti...ke masjid hehehe ups...
temen sholat banyak,
seruan ngajak sholat terdengar dimana2
sayang sungguh sayang lho kalo udah dipanggil2 ga dateng
 
beda dengan di amrik (nah ini die masuk ke main topic)
masjid...dikit
jamaah...juga dikit
lokasi...juauuuuuuhhh
 
my 1st place in US, Minoqcua, berada di negara bagian Wisconsin, sebelah atas tengah (lihat peta deh) n penduduknya hanya 5000 orang !!!
school, Lakeland Union High School, murid 1200 orang
jumlah muslim total = 1 !!!
 
2nd place, Hinsdale, berada di negara agian Illinois, sejam dari Chocago (sekali lagi, lihat peta kalo penasaran hee) n penduduknya buanyaaakkk
school, Hinsdale Central High School, murid 2400 orang
jumlah muslim total = uknown
 
tanya dunx, kok ga nulis masjid ada berapa?
hohoho itung sendiri yah, bisa diikuting kok dengan jari sendiri plus jari teman hehehe
tapi yg jelas, disanalah benar2 sadar bahwa bumi ini adalah milik Allah.
di sini, pasti kita mau sholat2 aja milih2 tempat, ga mau di masjid itu ah, kotor. ga mau di mushola itu ah, sempit,dst.
seperti itukah pengalaman teman2?
sama hehehe.
tapi kalo disana  ga ada ampun...mo nyari masjid?mana ada? nyari mushola. ya ditempat berdiri itulah mushola !!! nyari tempat sholat kok ribet , penting bebas dari najis kan ? hehee
menjadi pegangan bahwa dimanapun qta berada adalah bumi Allah yg jadi landasan utama. just that
so, mau sholat di pinggir jalan, lapangan, tempat terbuka or tertutup. dirasa cukup. penting bisa sholat
dan itulah nikmatnya ...
kalo di skul, curi2 waktu di sela2 waktu istirahat lunch, pergi ke perpus...ijin (ingat seklai lagi ijin, jangan asal nyelonong n do something yg mereka ga paham) buat sholat (njelasin bermenit2) n setelah itu dapet ijin buat sholat di antara rak2 perpus.
malu? ga lah. masa nodo. penting sholat hahaa
dan akhirnya begitulah, terlihat seorang murid menghadap rak "njengkang njengking" secara konstan berulang2, batine yg nonton, tu orang lihat rak dari atas mpe bawah pa ga ketemu ya, masak pake nginjen bawahnya rak (sujud) ???
orang curiga, maka dia bertanya. dan tugas qtalah untuk menjelaska.
setelah itu, mereka paling bilang oooowww praying to?
yawis...
sejak saat itu, tiap jam 12an area itu jadi tempat forbidden dilewati sementara jika q da di situ hahaha
 
adzan? ga pernah denger tuh
lagian waktu di amrik ga kayak di indo
jadwal sholat bisa ekstrim banget pas musim dingin (subuh jam 7, maghrib jam 4) atau melelahkan di musim panas (subuh jam 4, isya jam 11 malam !!!)
so, panduan pengingat sholat adalah....yak toel...jadwal sholat
jadwal sholat tu berubah2 tiap hari. makanya harus selalu bawa kemana2. ga kayak disini nggantungiin nasib ma muadzin, kalo ga owh dah jam 3 berarti ashar.
hellooow...kalo di amrik jam 3 bisa berarti dhuhur kalo summer hahaha
so, sapa yg mengingatkan waktu sholat ???
bukan muadzin, bukan pengeras masjid, tapi diri kita sendiri !!!
dan disitulah nikmatnya sholat ...
 
diajak diskusi habis sholat ? biasa
diajak debat habis sholat ? biasa
diajak hedon habis sholat ? biasa hahaha

Senin, 23 September 2013

KITA adalah orang besar !!!

KITA adalah orang besar !!!


Thomas Alva Edison adalah orang besar.
Ribuan penelitiannya telah menghasilkan ribuan paten pula.
Dunia ini pun terang setelah diterangi kerja kerasnya dalam mencipta lampu.
Sayangnya dia bukan muslim...
karena seandainya saja dia muslim, tentu pintu surga akan terbuka lebar untuknya oleh karena amal jariyah yang tidak berhenti mengalir.
 
Steve Jobs adalah orang besar.
Tak salah jika kita menjulukinya sang revolusioner.
Karena pemikiran2nya lah yang telah merevolusi dunia teknologi saat ini.
Industri komputer direvolusinya dengan Apple computer dan iMac.
Industri perfilman direvolusinya dengan NeXT dan PIXAR.
Industri musik direvolusinya dengan iPod.
Industri komunikasi direvolusinya dengan iPhone dan iPad.
Sayangnya dia bukan muslim...
karena seandainya dia muslim, tentu pintu surga akan terbuka lebar untuknya oleh karena amal jariyah yang tidak berhenti mengalir.
 
Siapa yang tidak bangga dengan mereka?
Semua orang pasti bangga. Namun hebatnya lagi, kebanggaan atas mereka tidak bisa diklaim oleh satu pihak saja, melainkan semua bisa membanggakan mereka secara merata.
Dunia pendidikan membanggakan mereka ? Tentu.
Tapi tidak bisa mengklaim bahwa dunia pendidikan yang membentuk mereka, karena tercatat bahwa Edison tidak pernah lulus SD dan Jobs drop out dari kampus setelah satu semester.
 
Mereka adalah orang hebat yang melakukan tindakan hebat pula.
Namun, mereka tidak pernah mau mengakuinya.
Thomas Alva Edison mengatakan, "Bakat saya hanya 1%, sedang 99% lainnya adalah kerja keras."
Steve Jobs mengatakan, "Jika kita selalu menyadari bahwa setiap hari adalah hari terakhir kita hidup, maka kita tidak akan pernah menyia2kan hari tersebut."
 
Semua orang terlahir di dunia ini diberi waktu yang sama. 24 jam.
Kita yang berpikir sebagai orang biasa, berapa waktu kita ? 24 jam.
Edison dan Jobs yang telah melakukan hal2 luar biasa, berapa waktu mereka ? 24 jam
Lalu, apa yang membedakan dengan kita ?
Hmm...
Mungkin...
Mereka adalah orang2 yang selalu mensyukuri waktu yang telah diberikan Allah, sehingga tidak mau menyia2kan setiap detik waktu mereka, sehingga dari tangan merekalah tercipta produk2 berkualitas yang bermanfaat bagi umat manusia.
Nah, malu donk kita jika tidak bisa meningkatkan kualitas hidup kita agar bermanfaat buat orang lain sebagai bentuk rasa syukur atas waktu yang diberikan-Nya, betul tidak ???
 
Kesimpulannya...
Edison dan Jobs sebenarnya orang biasa ? Kan waktunya sama? Yup Bettoell...
Berarti, TIDAK ADA ALASAN pula yang membuat kita tidak bisa melakukan hal2 luar biasa !!!
 
Allah menegaskan bahwa sebagai khalifah wajib mempertanggungjawabkan amanah yang diberikan kepadanya.
Dan, karena Allah juga telah menjadikan manusia sebagai khalifah fil ardh, maka bumi ini dan isinya menjadi tanggung jawab manusia pula, yang bakal masuk dalam poin hisab-Nya. Allahu a'lamu bi ash-showab.
 
Oleh karena itu,
Tunjukkan bahwa kita besar, karena kita adalah orang besar !!!
 
(^_^)

Menghargai Setiap Kreativitas Siswa

Ditulis oleh: Prof. Rhenald Kasali (Guru Besar FE UI)

LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat. Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat, bagus sekali. Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa.
...Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana. Saya memintanya memperbaiki kembali, sampai dia menyerah.
Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberinilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri.
Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat. “Maaf Bapak dari mana?”
“Dari Indonesia,” jawab saya.
Dia pun tersenyum.
BUDAYA MENGHUKUM
Pertemuan itu merupakan sebuah titik balik yang penting bagi hidup saya. Itulah saat yang mengubah cara saya dalam mendidik dan membangun masyarakat.
“Saya mengerti,” jawab ibu guru yang wajahnya mulai berkerut, namun tetap simpatik itu. “Beberapa kali saya bertemu ayah-ibu dari Indonesia yang anak anaknya dididik di sini,” lanjutnya. “Di negeri Anda, guru sangat sulit memberi nilai. Filosofi kami mendidik di sini bukan untuk menghukum, melainkan untuk merangsang orang agar maju. Encouragement! ” Dia pun melanjutkan argumentasinya.
“Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak berbeda-beda. Namun untuk anak sebesar itu, baru tiba dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris, saya dapat menjamin, ini adalah karya yang hebat,” ujarnya menunjuk karangan berbahasa Inggris yang dibuat anak saya.
Dari diskusi itu saya mendapat pelajaran berharga. Kita tidak dapat mengukur prestasi orang lain menurut ukuran kita.
Saya teringat betapa mudahnya saya menyelesaikan study saya yang bergelimang nilai “A”, dari program master hingga doktor.
Sementara di Indonesia, saya harus menyelesaikan studi jungkir balik ditengarai ancaman drop out dan para penguji yang siap menerkam. Saat ujian program doktor saya pun dapat melewatinya dengan mudah.
Pertanyaan mereka memang sangat serius dan membuat saya harus benar-benar siap. Namun suasana ujian dibuat sangat bersahabat. Seorang penguji bertanya dan penguji yang lain tidak ikut menekan, melainkan ikut membantu memberikan jalan begitu mereka tahu jawabannya. Mereka menunjukkan grafik-grafik yang saya buat dan menerangkan seterang-terangnya sehingga kami makin mengerti.
Ujian penuh puja-puji, menanyakan ihwal masa depan dan mendiskusikan kekurangan penuh keterbukaan.
Pada saat kembali ke Tanah Air, banyak hal sebaliknya sering saya saksikan. Para pengajar bukan saling menolong, malah ikut “menelan” mahasiswanya yang duduk di bangku ujian.
***
Etika seseorang penguji atau promotor membela atau meluruskan pertanyaan, penguji marah-marah, tersinggung, dan menyebarkan berita tidak sedap seakan-akan kebaikan itu ada udang di balik batunya. Saya sempat mengalami frustrasi yang luar biasa menyaksikan bagaimana para dosen menguji, yang maaf, menurut hemat saya sangat tidak manusiawi.
Mereka bukan melakukan encouragement, melainkan discouragement. Hasilnya pun bisa diduga, kelulusan rendah dan yang diluluskan pun kualitasnya tidak hebat-hebat betul. Orang yang tertekan ternyata belakangan saya temukan juga menguji dengan cara menekan. Ada semacam balas dendam dan kecurigaan.
Saya ingat betul bagaimana guru-guru di Amerika memajukan anak didiknya. Saya berpikir pantaslah anak-anak di sana mampu menjadi penulis karya-karya ilmiah yang hebat, bahkan penerima Hadiah Nobel. Bukan karena mereka punya guru yang pintar secara akademis, melainkan karakternya sangat kuat: karakter yang membangun, bukan merusak.
Kembali ke pengalaman anak saya di atas, ibu guru mengingatkan saya. “Janganlah kita mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang sudah jauh di depan,” ujarnya dengan penuh kesungguhan.
Saya juga teringat dengan rapor anak-anak di Amerika yang ditulis dalam bentuk verbal.
Anak-anak Indonesia yang baru tiba umumnya mengalami kesulitan, namun rapornya tidak diberi nilai merah, melainkan diberi kalimat yang mendorongnya untuk bekerja lebih keras, seperti berikut. “Sarah telah memulainya dengan berat, dia mencobanya dengan sungguh-sungguh. Namun Sarah telah menunjukkan kemajuan yang berarti.”
Malam itu saya mendatangi anak saya yang tengah tertidur dan mengecup keningnya. Saya ingin memeluknya di tengah-tengah rasa salah telah memberi penilaian yang tidak objektif.
Dia pernah protes saat menerima nilai E yang berarti excellent (sempurna), tetapi saya mengatakan “gurunya salah”. Kini saya melihatnya dengan kacamata yang berbeda.
MELAHIRKAN KEHEBATAN
Bisakah kita mencetak orang-orang hebat dengan cara menciptakan hambatan dan rasa takut? Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman: gesper, rotan pemukul, tangan bercincin batu akik, kapur, dan penghapus yang dilontarkan dengan keras oleh guru, sundutan rokok, dan seterusnya.
Kita dibesarkan dengan seribu satu kata-kata ancaman: Awas…; Kalau,…; Nanti,…; dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas kertas ujian dan rapor di sekolah.
Sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin telah membuat kita menjadi lebih disiplin. Namun di lain pihak dia juga bisa mematikan inisiatif dan mengendurkan semangat. Temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak manusia tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya, dapat tumbuh.
Semua itu sangat tergantung dari ancaman atau dukungan (dorongan) yang didapat dari orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian kecerdasan manusia dapat tumbuh, sebaliknya dapat menurun. Seperti yang sering saya katakan, ada orang pintar dan ada orang yang kurang pintar atau bodoh.
Tetapi juga ada orang yang tambah pintar dan ada orang yang tambah bodoh.
Mari kita renungkan dan mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan ancaman atau ketakutan. Bantulah orang lain untuk maju, bukan dengan menghina atau memberi ancaman yang menakut-nakuti.
Copas dari Copasan
(Ikut mempubilkasikan aja)

10 Kiat Sukses Trump

Donald Trump, salah seorang manusia tersukses yang pernah hidup (sekarang pun masih hidup si hehe).
Apa yang membuat dia dikategorikan sebagai orang sukses ? Karena kehidupannya yang kompleks mungkin.
Seorang businessman yang telah mengalami pasang surut. Pernah punya perusahaan yang bangkrut dan utang pribadi lebih dari 1 juta dolar, namun sekarang telah keluar dari kotak hitam dan melipatgandakan kekayaannya. Luar biasa !!!Dan dalam kesempatan ini, saya ingin menuliskan nasihat dari beliau untuk menjadi salah satu referensi hidup kita dalam mencapai kesuksesan, diambil dari bukunya yang berjudul Never Give Up.
Inilah 10 Kiat Sukses Trump :
1. Pantang Menyerah ! Jangan puas dengan rasa nyaman yang telah anda dapatkan. Cepat berpuas diri adalah jalan terbaik untuk tak mendapatkan apa - apa.
2. Bersemangatlah ! Jika anda mencintai apa yang sedang anda kerjakan, pekerjaan itu tak tampak seperti beban.
3. Berfokus ! Tanyakan pada diri anda: Apa yang harus saya pikirkan sekarang ini ? Tutup segala gangguan. Di zaman multitasking ini, selalu berfokus merupakan teknik berharga untuk dimiliki.
4. Jaga Momentum Anda ! Dengarlkan, tetapkan, dan terus melangkah. Jangan menunda - nunda.
5. Lihat Diri Anda Sebagai Pemenang ! Itu akan membuat anda tetap berfokus pada arah yang benar.
6. Bertekadlah ! Bersikap bandel dapat membuat hal yang mengagumkan.
7. Beruntunglah ! Pepatah lama mengatakan, "Semakin keras saya bekerja, semakin banyak keberuntungan yang saya dapatkan." Memang benar.
8. Percaya Pada Diri Anda ! Jika anda tidak melakukannya, orang lain pun tak akan percaya pada anda.
9. Tanyakan Pada Diri Anda : Apa yang Pura-Pura Tak Saya Lihat ? Bisa jadi ada banyak peluang besar di sekitar anda, meskipun tampak tidak terlalu besar. Hambatan besar dapat berubah menjadi kemenangan besar.
10. Lihat Solusinya, Jangan Lihat Masalahnya ! Dan pantang menyerah ! jangan pernah, jangan pernah, dan jangan pernah menyerah. Sikap itu harus selalu diucapkan (dan diingat - dan diterapkan)  berulang kali. Sangat pentinng !
Selamat bekerja !


Referensi :
Trump, Donald. 2008. Jangan Pernah Menyerah. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Semoga kita tidak masuk neraka karena kesalahan ini...

Ceritanya dunia dah kiamat, semua manusia dikumpulkan di suatu tempat dan dilakukan hisab.
Para kaum yg (terlihat) alim sudah siap2 beranjak menuju surga. Namun tiba2 terdengar suara.
"Malaikat, masukkan semua manusia ke neraka !!!"Betapa kagetnya para alim ulama, ilmuwan, hartawan sholeh, dan semua orang alim yg sudah hampir sampai pintu surga tadi, dengan takutnya bertanyalah mereka, "Ya Tuhanku, kenapa Engkau masukkan kami ke neraka? padahal kami telah menunaikan titah-Mu, melaksanakan ibadah sesuai petunjuk-Mu?"
Lalu, jawab Tuhan, "Memang benar kalian telah melaksanakan semua perintahku dengan sebaik mungkin. Tapi ada satu hal yang menjadi kesalahan kalian. Kalian tidak bisa amanah sebagai seorang pemimpin!!"
Suara2 protes menyeruak, "Ya Tuhanku, kami pernah jadi pemimpin, dan kami telah berlaku adil. Kami tegakkan syariat di muka bumi."
Tuhan kembali menjawab, " Memang benar kalian telah dengan bijak menjadi pemimpin. tapi coba lihatlah BUMI YANG KALIAN HUNI. Seberapa rusakkah ia? Seberapa parahkan kerusakan yang kalian lakukan di muka bumi? Padahal telah jelas dalam firman-Ku, bahwa Kuciptakan kalian sebagai khalifah (pemimpin) di muka bumi, tentu sebagai tugas seorang khalifah adalah menjaga keasrian bumi ini bukan ???"
Apa gunanya kalian belajar agama, menghafalkan Kebersihan sebagian dari Iman, tapi kalian suka buang sampah sembarangan?
"Apa gunanya kalian diberi ilmu banyak - banyak tentang nama yang ada di langit dan di bumi, tapi ujung2nya hanya menggunakannya untuk mengeksploitasi bumi itu sendiri?
Apa gunanya kalian belajar puasa, menahan diri dari nafsu, jika kenyataannya kalian tidak bisa menahan nafsu untuk mengeruk hasil bumi demi kepentingan pribadi maupun golongan ?"
Ternyata masih ada yang protes, "Tuhanku, bukan kami pelakunya. tapi hanya segelintir orang saja kok !!!"Jawab-Nya, "Ya sama saja, kalian bukan eksploiter tapi user. Coba kalian ga jadi user, eksploiter pasti ga kan ada. Apa gunanya aku karuniakan 1 triliun sel otak jika kalian hanya bertumpu pada satu dua hal yang mengeksploitasi bumi, dibanding berkreasi dan mencipta inovasi? Dan kamu, kamu, kamu, belajar ilmu agamaa mulu. Coba kamu jadi pimpinan negara, bos perusahaan, dsb. sebagai policy maker di dunia, pastilah dunia jadi baik. karena kalian diem saja ya sudah dunia diisi oleh perusak2 itu yg lebih dulu dimasukin neraka. Tapi kesimpulannya sama. Manusia Aku ciptakan untuk menjaga Bumi ini, bumi ini telah mengikuti kodrat-Ku, maka salah manusia pula jika bumi rusak."

Semoga cerita ini ga benar2 terjadi. Ammiiiiiiiieeeennn...

Tapi tidak ada salahnya di Hari Bumi ini, kita introspeksi diri kita, bagaimana kita memperlakukan bumi ini. sudah benarkah kita melaksanakn amanat sebagai khalifah di bumi ini? Lalu, langkah apa saja yang bisa kita wujudkan untuk melindungi bumi ini?
dan pada akhirnya,
THINK SHARPLY, ACT QUICKLY !!!Selamat Hari Bumi

(^_^)

Gokil tentang Komputer

Setiap ada barang revolusioner baru yang muncul. Ada saja hal-hal aneh yang ikut nimbrung disisinya. Salah satunya adalah ketika komputer pertama kali muncul. Ketika saat ini balita pun mungkin sudah bisa memegang dengan benar benda bernama “Mouse”, saat itu orang dewasa pun masih bingung bahkan ketakutan sama yang namanya Mouse. Silahkan baca berbagai kejadian lucu ketika komputer pertama kali diciptakan.

1. Compaq pernah mempertimbangkan untuk mengubah perintah “Press ANY Key” menjadi “Press ENTER Key” dikarenakan banyaknya telefon yang menanyakan letak tombol “ANY” di keyboard.

2. AST Technical Support menerima laporan konsumen karena kesulitan menggunakan mouse. Saat Techinal Support berkunjung, mereka menemukan mouse tersebut tidak bisa digunakan… karena masih terbungkus rapi di dalam plastiknya. Penggunanya (seorang wanita) takut dengan mouse (tikus) sehingga tidak berani mengeluarkannya dari dalam plastik. Takut diserang mouse komputer?

3. Di tahun 1980-an, ketika disket masih berukuran besar, Teknisi Compaq pernah menerima keluhan seorang konsumen yang disketnya tidak terbaca oleh drive-disk komputer. Setelah diselidiki, ternyata konsumen itu sebelumnya memasukkan disket ke dalam mesin tik dan mengetikkan label yang tertempel di disket itu.

4. Sebuah keluhan lain dari konsumen AST yang mengatakan disket mereka terkena virus yang sulit dibersihkan. Petugas AST meminta orang itu mengirimkan kopi disket yang terinfeksi itu untuk dipelajari. Beberapa hari kemudian, petugas AST menerima foto kopi disket dari konsumen tersebut.

5. Seorang konsumen DELL mengeluhkan kalau dia tidak dapat mengirimkan fax via komputer. Setelah diarahkan selama 40 menit lewat telepon, petugas DELL menemukan kalau konsumen itu mencoba mengefax via komputer dengan cara memegang kertas yang akan di fax di depan monitor, sambil menekan tombol “SEND” di layar.

6. Seorang konsumen DELL lain mengeluh karena keyboard yang digunakannya sudah tidak bisa berfungsi sejak dibersihkan. Ketika ditanya caranya membersihkan keyboard, dia menjelaskan, “Saya mencuci dan menggosok semua bagian keyboard dengan sabun, dan membilasnya dengan air, lalu menjemurnya.

7. Seorang konsumen DELL marah besar karena tidak bisa menyalakan komputer yang baru dibelinya. “Semua sudah terpasang dengan baik. Tapi setiap kali saya tekan pedal kaki, tidak terjadi apa-apa.” Setelah diselidiki ternyata “pedal kaki” yang dimaksud orang itu adalah : mouse.

8. Seorang lagi konsumen DELL marah besar karena komputer barunya tidak nyala. Dia menjelaskan semua sudah terpasang dengan benar, dan ketika dia menunggu selama 20 menit, tidak terjadi apa-apa pada komputernya. Ketika teknisi DELL menanyakan apakah “power switch” sudah dinyalakan, dia balik bertanya, “Power switch apa?”

9. Berikut adalah tanya-jawab antara petugas Novell NetWire dengan seorang konsumen :
Penelepon (X) : Hallo, dengan Tech Support?
Novell (Y) : Ya, bisa dibantu?
(X) : Tatakan cangkir di PC saya patah. Apa mungkin saya bisa menggantinya?
(Y) : Tatakan cangkir? Apakah itu hadiah saat Anda membeli komputer?
(X) : Tidak. Tatakan cangkir ini sudah ada di komputer saya. Dan ketika saya meletakkan gelas saya di atasnya, tatakan itu patah. Yang saya ketahui, di bagian depan tatakan itu ada tulisan “CD-ROM, 16X”.
(Saat itu juga, petugas Novell langsung mematikan telepon dan tertawa terbahak-bahak)

Sumber Artikel: http://atom-studios.blogspot.com/2012/03/9-kejadian-lucu-dan-konyol-saat.html#ixzz1t2vVocEn

Housemanship di Malaysia (copas dari TS di negeri jiran)

Continuing Medical Education: Housemanship and Beyond
Dr Siti Aisyah Ismail

Tulisan ini dibuat sebagai sharing pengalaman dan memberikan perbandingan sistem yang sudah berlangsung di negara lain, agar kita bisa belajar untuk memberi yang terbaik. Ini adalah pengalaman pribadi saya menjalani program housemanship di Malaysia sekitar 8'tahun yang lalu. Kondisi dan aturan dapat berubah sehingga sangat mungkin sebagian yang ditulis sudah tidak berlaku saat ini.

---
Sebagai dokter umum lulusan UI, saya merasa percaya diri dengan bekal kapasitas pengetahuan dan ketrampilan yang saya dapatkan. Guru-guru saya adalah pakar-pakar unggul kedokteran di seluruh Indonesia. Hampir semua isi text book, pernah saya temukan pasien kasusnya di klinik atau ruang rawat, karena RSCM merupakan RS Rujukan Pusat Nasional. Berapa banyak partus yang saya tangani di rotasi ke RS daerah. Tindakan apa yang belum saya kerjakan di IGD dan seterusnya. Ya setidaknya, saya lulus dari universitas dengan ranking tinggi dari Indonesia.

Ketika saya harus kembali mengabdi ke negara asal saya, untuk memenuhi compulsary service, saya pulang dengan percaya diri bahwa saya pasti bisa melewati housemanship tanpa kesulitan berarti. Di negara asal saya, housemanship menjadi momok bagi setiap dokter yang baru lulus. Banyak saya dengar hal-hal yang kurang manusiawi tentang housemanship seperti jaga selang sehari (15 kali jaga sebulan), jam kerja terus-menerus lebih dari 36 jam, berangkat kerja dengan solat subuh hingga solat isya di RS, menangani pasien di 6 ruang rawat untuk satu orang houseman, diperlakukan tidak enak oleh dokter senior bahkan perawat dan sebagainya.

Dan benar saja, semua percaya diri saya hilang seketika setelah resmi menjadi seorang house officer. Ternyata banyak sekali hal yang belum saya ketahui, banyak sekali tindakan yang belum pernah saya lakukan. Tapi akhirnya saya mengerti bahwa semua kesulitan yang saya alami sewaktu housemanship adalah apa yang saya butuhkan untuk menjadikan saya dokter yang kompeten. Pelajaran-pelajaran berharga tersebut tidak mungkin didapatkan melalui cara lain seperti kuliah atau pelatihan. Ia juga tidak dapat disetarakan atau digantikan dengan ujian standar kompetensi. Karena profesi dokter itu tidak hanya menyangkut kompetensi ilmu, tapi juga ketrampilan klinis dan attitude.

Satu hal yang ingin saya highlight di sini adalah konsep dari housemanship itu sendiri. Seorang dokter umum yang baru lulus, diwajibkan untuk bekerja di RS besar milik pemerintah di bawah supervisi spesialis. Hal ini dilakukan untuk memberi exposure kepada dokter tersebut tentang SOP dan kode etik yang standar. Semua ini perlu dibekalkan kepada dokter baru sebelum mereka ditugaskan ke daerah perifer, dengan harapan mereka bisa menerapkan good clinical practice seperti yang mereka jalani di RS.

Durasi housemanship adalah dua tahun dengan rotasi ke enam bidang disiplin besar kedokteran. Setiap rotasi dijalani selama empat bulan. Enam disiplin tersebut adalah Penyakit Dalam, Obstetri dan Ginekologi, Bedah Umum, Emergensi dan Trauma, Bedah Ortopedi, dan Anak. Ini adalah disiplin ilmu kedokteran yang major. (Terdapat perbedaan dengan Indonesia, dimana Emergensi dan Trauma bukan disiplin yang berdiri sendiri. Di sana, IGD dikepalai oleh emergency physician yang merupakan bidang spesialisasi sendiri).

Seorang house officer (HO atau houseman) bertanggung jawab untuk menjaga pasien di ruang rawat (inpatient). Beliau dituntut untuk mengisi status pasien baru, melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, menetapkan working diagnosis, lalu mempresentasikan pasien tersebut kepada atasannya yaitu kepada medical officer (MO) atau spesialis. Jumlah pasien yang dipegang oleh HO dibagikan berdasarkan berapa jumlah HO yang ada dalam satu-satu waktu. Semakin banyak HO dalam disiplin tersebut, semakin sedikit jumlah pasien yang dipegang oleh seorang HO. Tugas utama seorang HO adalah mengikuti ronde, diskusi kasus, update hasil pemeriksaan laboratorium dan melaksanakan management plan yang telah ditetapkan saat ronde dan diskusi. Setelah selesai ronde di waktu pagi, HO biasanya akan membagikan tugas di antara mereka; mengambil darah/spesimen pasien, mengurus permintaan imaging di radiologi, mengorder pemeriksaan laboratorium dan serangkaian tindakan seperti pleural tapping, abdominal tapping, chemotherapy, wound debridement, memasang dan melepas kateter urin dan sebagainya. HO juga bertanggungjawab membuat rujukan dan menulis referral letter antar disiplin berdasarkan apa yang telah disepakati ketika ronde, membuat discharge summary dan surat cuti sakit, serta mendapatkan appointment dari outpatient specialist clinic untuk follow-up atau kontrol. HO juga diberi tugas jaga. Frekuensi jaga bergantung kepada jumlah HO yang ada.

Setelah dua bulan menjalani tugas sebagai dokter ruangan, HO akan dievaluasi oleh spesialis, kinerja dan attitudenya. Apabila dirasakan sudah siap, HO dapat dipromosikan menjadi junior medical officer (JMO) dengan bimbingan dari MO dan supervisi spesialis. JMO mempunyai tanggungjawab lebih besar. JMO akan bertugas di outpatient spesialist clinic, menjawab konsul dari IGD, menjawab konsul dari RS daerah, mengerjakan tindakan yg lebih invasif seperti memasang chest tube (WSD), bone marrow puncture, inserting central venous line, dan sebagainya. Selain ke outpatient clinic, JMO juga akan menjadi asisten bedah mendampingi surgeon dalam major surgery. Untuk tindakan bedah yang lebih ringan, seperti Caesarean section, appendicectomy, hernioplasty, lumpectomy, internal dan external fixation in fractures, limb amputation dan seumpamanya, biasanya dikerjakan oleh MO tanpa kehadiran spesialis. Di bagian Anak, JMO juga menjalani tugas di NICU. Perbedaan tugas JMO dan MO adalah pada pengalaman dan jam terbang.

Tidak semua HO mendapat peluang untuk dipromosikan menjadi JMO. Dan ada juga HO mendapat sanksi dengan diberi posting extension, biasanya karena masalah attitude. Spesialis biasanya akan sangat ketat mengevaluasi HO dan memastikan mereka mendapat bekal pengetahuan, ketrampilan dan attitude yang baik sebelum mereka dilepas sebagai MO. Semua ini adalah untuk memastikan mereka dapat dilepas sebagai safe doctor yang kompeten. Rotasi ke enam disiplin major yang dijalani memberikan exposure yang sangat bermanfaat jika dibandingkan dengan exposure saat di sekolah kedokteran. Ia memperkaya pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman secara holistik. Kapasitas sebagai HO jelas jauh berbeda dengan mahasiswa kedokteran. Sebagai mahasiswa kedokteran, cara belajar utama adalah dengan mengamati, sedangkan sebagai HO kita belajar dari melakukan, merasakan tanggung jawab sebenarnya sebagai dokter yang menangani pasien secara holistik. Maka menurut saya, bekal sebagai dokter umum tidak cukup hanya dengan apa yang didapatkan di sekolah kedokteran, tapi perlu ditambah dengan program seperti housemanship ini. Jadi dengan housemanship, semua dokter muda mendapatkan kompetensi dokter umum yang standar (standardized) karena mereka hanya bekerja di RS besar (secondary atau tertiary center) dan disupervisi oleh spesialis.

Semua dokter baru lulus wajib mendaftar sebagai pegawai negeri dan akan diberikan STR sementara oleh Konsil Kedokteran untuk digunakan selama tempoh housemanship. Baru setelah selesai housemanship, mereka akan diberikan STR penuh dan Annual Practicing Licence. Setelah menjalani housemanship selama dua tahun, ada beberapa jalur tugas yang ditetapkan; tetap ditugaskan sebagai MO di RS besar atau ditugaskan ke perifer di RS daerah atau Klinik Kesihatan (puskesmas), tergantung kebutuhan Kementerian Kesehatan. Atau boleh memilih untuk resign sebagai pegawai negeri setelah menjalani compulsory service sebagai MO untuk 2 tahun, lalu menjalani praktek swasta, sekiranya tidak terikat dengan apa-apa beasiswa pemerintah. Kalau saya sendiri memilih untuk tetap menjadi pegawai negeri dan menjadi MO di Bedah Umum selama 4 bulan sebelum dimutasi ke Departemen Emergensi dan Trauma. Sebagai MO lebih banyak yang bisa saya pelajari dan lakukan jika dibandingkan dengan kapasitas sebagai HO atau JMO. Contohnya di Emergensi, saya bertugas di red zone menangani life threatening cases seperti intra abdominal bleeding, acute myocardial infarction, multiple trauma, acute pulmonary edema dan sebagainya. Teman-teman saya di daerah bahkan bisa melakukan tindakan yang lebih ekstrim seperti craniotomy dalam kasus SDH atau EDH, dalam kapasitas sebagai MO. Rata-rata pengalaman klinis MO di daerah lebih challenging dan bervariasi. Hal ini disebabkan jumlah spesialis di daerah yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah spesialis di kota besar.

Setelah hampir setahun bertugas di emergensi, saya dipindahkan ke Klinik Kesihatan. Bertugas di pelayanan primer adalah pengalaman baru yang berbeda, saya dapat membagikan dunia kedokteran kepada dua: medical side (curative) dan health side (promotive and preventive). Jabatan saya juga bukan lagi medical officer (MO) tapi medical and health officer (MHO).

Alhamdulillah saya ditugaskan di Klinik Kesihatan (KK) besar yang mempunyai 3 departemen yaitu outpatient clinic, mother and child health (MCH) dan dental clinic. KK kami juga dilengkapi dengan xray unit, medical laboratory dan farmasi. Di samping itu juga kami mempunyai seorang nutritionist, occupational therapist, diabetic educator, lactation counsellor dan seorang dokter family medicine specialist (FMS). Di sini saya banyak belajar aspek promosi kesehatan dan preventive medicine dalam menangani pasien secara holistik. Misalnya pasien diabetes, kami memantau gula darah mereka, membekali mereka obat, memberi diet advice dan memonitor calorie intake, melakukan foot care, yearly retinopathy screening dengan fundus camera, memantau fungsi target organ dan sebagainya. Apabila penyakit pasien tidak terkontrol, kami rujuk pasien ke RS. Semua pasien yang ke RS, harus membawa surat rujukan dari KK atau dokter umum. Alur rujukan pasien jelas. Setelah pasien distabilkan di RS, pasien dirujuk kembali ke KK untuk continuation of care di KK.

Begitu juga di MCH, kegiatan utama adalah pemeriksaan antenatal serta imunisasi dan pemantauan perkembangan anak. Setiap ibu hamil akan diklasifikasi mengikut faktor resiko. Ibu tanpa risiko akan menjalani antenatal dengan bidan. Ibu dengan risiko seperti diabetes dan hipertensi akan menjalani antenatal dengan MHO, dan jika perlu dirujuk ke FMS. Hanya ibu dengan risiko tinggi seperti PE akan dirujuk ke RS untuk ditangani oleh spesialis obgin. Bahkan inisiasi insulin bagi ibu dengan GDM dilakukan oleh MHO di KK. Pasien akan menjalani skrining gula darah dengan MGTT, Skrining HIV dan penyakit kelamin dan dipantau nilai Hb dan protein urin setiap bulan. Pasien akan di USG sebanyak 3 kali oleh MHO pada booking visit, 18-22 minggu dan 36 minggu. Sepanjang antenatal, ibu hamil akan menjalani kelas breastfeeding, diet advice dan penjagaan bayi.

Di KK juga saya belajar serba-serbi manajemen, mulai dari manajemen staf, medical record dan filing system, menghadiri rapat di peringkat Kabupaten dan Provinsi, mengadakan program khusus seperti Senam Warga Tua, Remaja Sehat, Diabetic Day atau HIV Awareness, menganjurkan program promosi kesehatan di komunitas setempat, mengadakan health camp atau baksos, bekerjasama dengan otoritas setempat dalam program-program yang relevan dan sebagainya.

Di sini dapat kita perhatikan bahwa aspek promotif/preventif mendapat penekanan yang sama dengan aspek kuratif. Bagi Indonesia yang sistem kesehatan belum sepenuhnya dibiayai negara, perhatian yang besar kepada aspek yang pertama akan memberikan impak baik yang besar terhadap status kesehatan nasional, karena bisa mengurangkan kos pembiayaan di bidang kuratif. Hal ini dapat dicapai dengan optimalisasi Puskemas, Posyandu, PKK dan sebagainya.

Untuk para dokter dan praktisi kesehatan, mereka dibayar gaji yang lumayan di atas rata-rata pegawai negeri. Dan dokter yang bertugas di daerah terpencil tentu diberi insentif finansial tambahan yang lebih tinggi. Insentif yang baik akan memberi work satisfaction dan melahirkan performa yang baik sebagai pemberi jasa layanan kesehatan. Pasien dilayan sebagai klien atau customer, dan idealisme sebagai pemberi jasa dapat tetap dipelihara. Setiap dokter diberi gaji bulanan dengan jumlah yang sama berdasarkan grade/golongan PNS, apakah pasiennya banyak atau sedikit. Tentu para dokter akan berusaha mengurangkan jumlah pasien yang mereka layani, toh gajinya sama. Maka aspek promotif dan preventif sangat ditekankan supaya pasien tetap terjaga kesehatannya dan tidak cepat kembali berobat lagi ke dokter. Bandingkan hal ini dengan sistem pay for service yang berlaku di Indonesia sekarang. Dokter akan mendapat penghasilan yang tinggi kalau pasiennya banyak. Jangan-jangan, ada dokter yang diam-diam mengharapkan pasiennya lambat sembuh supaya bisa kontrol terus. Sistem pay for service menurut saya tidak bisa diterapkan di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah karena jumlah pasien yang banyak. Hal ini juga akan mengurangkan efisiensi penggunaan resources seperti tenaga ahli dokter spesialis untuk mengobati pasien tanpa komplikasi, obat-obatan lini kedua dan ketiga yang over used, pengurangan pemberdayaan tenaga dan kompetensi dokter umum, waktu menunggu pasien yang lama dan antrian kontrol pasien yang panjang dsb.

Apapun, saya mengharapkan Indonesia dapat segera menemukan bentuk pendidikan kedokteran yang cocok dan baik untuk diterapkan. Program internship yang sudah berjalan membuktikan bahwa pihak otoritas di bidang kesehatan sedang melakukan sesuatu untuk memperbaiki sistem yang ada. Hanya saja, masih banyak yang perlu dibenahi dalam program tersebut. Saran saya, program internship bisa mengadopsi beberapa konsep-konsep yang ada dalam program housemanship, terutama tempat praktek yang seharusnya dilakukan di RS besar dengan bimbingan ketat dari spesialis, bukan Puskesmas atau RS daerah tanpa supervisi spesialis. Supaya dokter-dokter muda lulusan dari berbagai fakultas kedokteran bisa mendapatkan kompetensi dan good clinical practice yang standardized dan menjadi seorang dokter yang aman (safe doctor). Internship juga tidak boleh dimaksudkan untuk mengganti program PTT. Seorang dokter perlu menguasai ilmu dan ketrampilan dokter umum yang memadai sebelum bertugas ke daerah perifer atau melanjutkan ke pendidikan dokter spesialis.

Dunia kedokteran adalah dunia yang dinamik. Setiap hari yang dilewati, akan ada pelajaran-pelajaran baru yang kita dapatkan. Maka jangan pernah merasa puas dengan apa yang kita kerjakan hari ini. Mari terus belajar untuk memberi yang terbaik.

Medicine is indeed a life-long lesson.

A New Brain

Haloooo
Lama ga ngaktifin blog ini, iseng buka ternyata masih bisa !!!
So, Sekarang saatnya mer-refresh blog lagi yaa
(^_^)